Minggu, 20 Maret 2011

Kenapa ya,, Indonesia Koq g' bisa MAJU???

Kira-kira sudah nyaris 14 tahun lamanya sejak kekuasaan Orde Baru digulingkan, dan Orde Reformasi diangkat naik tahta. Seorang bocah yang dulu masih melihat dunia ini dengan penuh kebingungan, kini sudah mulai bisa berpikir kritis. Seorang remaja yang dulu masih rajin mencorat-coret tembok kini sudah memasuki tahap lebih dewasa. Seorang pemuda yang dulu masih mengembara di dunia ini sendirian, kini sudah ditemani oleh seorang pendamping hidup.
Sudah nyaris 10 tahun lamanya telah berlalu. Tapi yang berubah hanya waktu. Indonesia, negara tempat kita berpijak ini, masih mempunyai wajah yang sama. Korupsi, kolusi, dan nepotisme masih menyirami negeri ini dengan suburnya. Mengapa Indonesia tidak bisa berubah? Mengapa bangsa ini tak bisa maju seperti bangsa lainnya?

Ah, sebuah pertanyaan standar. Sebuah pertanyaan tipikal yang mungkin pernah ditanyakan oleh masyarakat bangsa ini. Sebuah pertanyaan atas berbagai kejadian yang seringkali menimpa dan membuat bangsa ini menderita diatasnya.
Kenapa bangsa Indonesia ini tak bisa maju? Padahal sudah banyak generasi muda yang menyuarakan suaranya, yang mampu berpikir kritis dan perhatian terhadap bangsanya di zaman ini. Padahal sudah banyak mereka yang berkoar-koar, golongan terpelajar yang pintar dan mau perhatian terhadap masalah di bangsa ini. Banyak yang bilang, ini semua gara-gara rezim OrBa (Orde Baru). Bangsa hancur gara-gara OrBa, korupsi gara-gara OrBa, ini-itu semuanya gara-gara OrBa.
Tapi saya disini tak mau menyalahkan sejarah. Yang telah lalu ya biarkanlah berlalu. Tak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah masa lalu kecuali mempelajarinya untuk bekal masa depan. Jadi kenapa Indonesia tak bisa maju, padahal punya banyak generasi muda yang pintar dan mau berpikir?
Begini. Pada saat muda, generasi muda memang punya keinginan yang kuat untuk merubah bangsa ini. Tapi itu karena saat itu mereka masih pemuda — paling maksimal mereka masih berada dalam tahapan mahasiswa. Dan apakah ciri khas pemuda? Idealismenya. Ya, betul, generasi muda biasanya dibumbui dengan berbagai macam ide-ide yang mereka dapat sehingga membentuk sosok yang idealis. Salah satu teori sosiologis pun mendukung hal ini.
Ketika para pemuda itu kemudian beranjak dewasa, terlepas dari kehidupan mahasiswa dan mungkin sudah menghidupi keluarganya sendiri, sosok idealis itu tak bisa selamanya dipertahankan. Saat itu, sebagian dari generasi muda yang pintar dan menjanjikan itu akan condong ke sosok yang realistis. Menyadari bahwa hidup ini keras. Menyadari bahwa hidup ini susah, bahkan untuk mencari beberapa lembar uang sepuluh ribuan itu tidaklah benar-benar mudah.
Orang yang tadinya dipenuhi dengan pikiran-pikiran idealis itu pun bisa saja berubah untuk menghadapi hidup ini. Yang akan difokuskan adalah untuk menghidupi keluarganya dulu. Bahkan mungkin pemikiran ini bisa jadi timbul segera setelah memasuki kuliah — yang penting cari fakultas yang gampang cari uang dulu agar nantinya bisa menghidupi keluarga. Bisa dilihat pada peminat fakultas ekonomi dan akuntansi yang cenderung banyak.
Akhirnya apa? Mungkin, para pemikir yang bisa merubah bangsa ini justru tak bisa mendapatkan tempat yang bisa mengendalikan negara — kursi pemerintahan. Mungkin mereka yang peduli terhadap bangsanya justru akan jadi seorang pegawai kantoran, desainer grafis, guru, atau lainnya. Sementara, generasi muda yang tidak idealis dan tidak peduli terhadap bangsanya — bisa jadi karena sudah terbuai oleh kemewahan — justru mendapat kesempatan lebih besar untuk duduk di kursi pemerintahan. Akhirnya, poros lama pun akan terus berulang. KKN, KKN, dan KKN.
Jadi bagaimana supaya Indonesia bisa berubah? Diperlukan generasi muda pintar dan peduli terhadap bangsanya yang mau merelakan kehidupannya demi negara. Yang mau mengesampingkan kehidupan primer dalam berkeluarga, dan sebaliknya lebih fokus untuk memberi kontribusi bagi negara.
Yang jelas, saya tidak tahu saya bisa memberikan kontribusi bagi negara ini atau tidak. Saya juga tidak tahu apakah kata-kata asal ini benar atau tidak. Ah, sudahlah. Bagaimana dengan Anda sendiri?

Alangkah Cantiknya Wanita BERJILBAB

Mengapa perempuan lebih cantik dengan jilbabnya ?

1. Karena dia takut apabila dia tidak pakai jilbab orang akan liat dia cantik dan ada niat yang tak baik terhadap diri dia

2. Karena supaya lelaki yang beriman saja yang suka dia

3. Karena dia ingin jauh dari fitnah

4. Karena dia akan jaga maruah pada diri dia

5. Karena dia dapat menghindari maksiat

6. Karena dia dengar seruan rasulullah

7. Karena rambut perempuan adalah mahkota baginya. jadi jangan sewenangnya menunjuk kepada lelaki. itu menjadi tak bernilai karena mahkota tersebut telah dilihat oleh semua lelaki (kecuali keluarga)

8. Karena dapat mengurangkan nafsu lelaki

9. Karena memang akan terlihat lebih cantik

10. Karena dia akan tutup aurat

11. Karena dia menghormati orang lain

12. Karena dia muslim yang solehah

13. Karena dia takut kalau rambutnya digantung dengan bara-bara api dan dibakar dengan dahsyat pada akhirat kelak

14. Karena dia patuh perintah orang tua dan saudari-saudaranya

15. Karena dia tak akan tunjukan kecantikan pada orang lain

16. Karena supaya dia dapat menjadi contoh pada perempuan lain

17. Karena dia akan dapat pahala

18. Karena dia tak akan menyusahkan orang lain



Penjelasan tentang memakai jilbab bagi perempuan muslim telah di jelaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Nur ayat 24 yang artinya :


"Hendaklah mereka (perempuan) menutupkan kain tudung ke dada mereka"


Dan dalam hadist Rasulullah riwayat Bazzar dan Tardmizi juga menjelaskan :


"Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syetan akan memperhatikannya"


Dan hadist lain yang menjelaskan tentang menggunakan jilbab adalah hadist riwayat Abud Dawud, yang artinya :


“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.”

NYONTEK ==>> Budaya nenek moyang???

Alhamdulillah...
UAMBN baru saja selesai q lewat.... q lega, semua bisa q jawab, walau dengan nyontek (Sedikit ja..)
untung ja teman sekelaz semua murah hati, baek senang berbagi lagi...
 sehingga dengan mudah terjadi hubungan simbiosis mutuakisme..hehehe...

Berdasarkan pengalaman di lapangan alias dunia pendidikan, menyontek memang sudah menjadi tradisi dan kebudayaan yang sangat susah untuk di hindarkan. Keinginan untuk mendapat nilai yang bagus dengan tidak di ikuti rajin belajar, menyontek adalah salah satu alternatif yang paling banyak dilakukan kalangan pelajar maupaun mahasiswa. Tidak hanya orang tak pintar saja yang menyontek, bahkan pelajar/mahasiswa yang berprestasi pun tidak luput dari menyontek walau hanya sebagian. Sebenarnya ini bukanlah suatu kebudayaan, melainkan niat dari individu masing - masing yang ingin mendapatkan nilai bagus dengan cara instant dengan menghiraukan resiko yang akan didapat. Bagi kalangan mahasiswa, bisa jadi kalau ketahuan menyontek dosen tidak segan - segan memberi nilai E ditempat. Namun, bagi yang sudah berpengalaman tentunya tidak akan terjadi seperti itu.

Sebagai generasi pemuda - pemudi harapan bangsa, usahakanlah jangan menyontek. Dan kalau terpaksa menyontek pun janganlah sering - sering, kalau kepepet aja. Karena akan menjadikan kita orang yang malas. Ya.. tergantung dari kita individu masing - masinglah. Berikut berbagai macam cara - cara menyontek yang biasa dilakukan para pelajar maupun mahasiswa sekarang.

1. Searching internet menggunakan bantuan Mbah "Google"


Cara menyontek seperti ini hanya bermodalkan HP, pulsa, dan keberanian. Cara ini biasanya yang paling efektif dalam menemukan jawaban, tapi resikonya yang paling besar. Karena kemungkinan ketahuannya lebih tinggi. Bisa bisa HP diambil dan tidak akan dikembalikan lagi.


2.  Spy Shot


Cara ini digunakan jika teman sebangku kita pelit. Kita harus mempunyai mata yg tajam, leher yang panjang dan memanfaatkan waktu secepat mungkin untuk melakukannya. Kunci keberhasilan dalam menggunakan cara ini hanya 1, yaitu memperluas jangkauan mata. Cara ini kurang efektif karena biasanya orang yang pelit berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan jawabannya. Dia juga punya trik - trik khusus yg membuat kita tidak dapat melihat jawabannya. Dalam kasus seperti ini, pelaku pencontek cenderung mencontek kerjaan temennya yang pinter. Tapi sering juga karena kepepet, temen yang bodoh pun tetep dicontekin. Dan biasanya korban yang diconteki sedang tidak sadar telah dicontek.


3. Melihat buku catatan di bawah meja


Cara seperti ini  sangatlah beresiko tinggi. Tingkat kegagalannya pun besar. Cara ini hanya dipakai oleh pelajar yg malas (malas belajar maupun malas bikin contekan )  namun mempunyai nyali tinggi. Cara ini sangat beresiko dan mempunyai tingkat kesulitan yg tinggi karena butuh meja berkolong, harus membolak-balik halaman, menimbulkan suara, pergerakan yg mencurigakan. Jika ketahuan gurupun sangatlah sulit menghilangkan jejak dan urusannya bisa panjang. Lagi-lagi cara ini sangat tidak disarankan bagi yg duduk depan. menyontek denagn cara ini biasanya lebih menjanjikan, tapi kalo resiko kalo ketauan lebih bahaya, karena si pelaku meninggalkan barang bukti.


4. Membuat catatan kecil (External Memory)



Cara menyontek seperti ini adalah yang paling sering dilakukan dan sangat efektif. Menggunakan kertas kecil, sehingga memudahkan saat misi mencontek dilakukan. Resikonya pun tidak terlalu besar. Mengapa? Kerena dengan ukuran kertas yg kecil, pergerakan saat mencontek tidaklah terlalu membuat guru atau dosen curiga dan juga cukup mudah menghilangkan barang bukti jika guru curiga. Jika guru mulai mencurigai kita, kita bisa langsung meremas - remas kertas tersebut dan membuangnya jauh - jauh atau bisa kita sembunyikan di sepatu/kaos kaki. Namun semua itu haruslah dilakukan dengan sangat cepat dan berhati -hati. Orang yang menyontek dengan cara ini biasanya tidak mau duduk di depan, lebih cenderung di samping bagian tengah atau belakang.


5. Sistem Fotocopy


Biasanya para pelaku memfotocopy buku yang akan jadi bahan ujian. Kemudian memperkecilnya menjadi sekecil - kecilnya. Ada juga yang menggunting fotocopyannnya. Ini biasa dilakukan kalangan pelajar yang malas membuat contekan dengan menulis.


6. Mengoptimalkan fungsi Teknologi


Di era globalisasi ini teknologi memang sudah berkembang sangat pesat. Dan tidak sedikit yang menyalahgunakannya sebagai sarana menyontek. Untuk soal matematika dan eksak si pelaku biasanya menggunakan kaluklator hp. Untuk soal bahasa inggris biasanya pelaku menggunakan kamus di hp. Untuk soal berbentuk hafalan biasanya menggunakan notes (catatan) di hp atau memotret bahan ujian yang akan keluar. Bahkan tidak jarang yang menyimpannya dalam bentuk sms.


7. Berinspirasi di WC


Cara seperti ini biasanya dilakukan pelaku jika tidak punya contekan. Pelaku meletakkan buku/catatan kecil tentang materi ujian di WC. Jika si pelaku sudah buntu dan tidak dapat menjawab soal - soal ujian, maka ia akan berpura - pura permisi buang air kecil ke WC. Padahal untuk melihat catatan yang sudah diletakkan di WC sebelum ujian dimuali. Namun, cara seperti ini sudah banyak diketahui oleh guru/dosen. Sehingga ada sebagian guru/dosen yang tidak mengizinkan siswanya untuk keluar kelas saat ujian berlangsung.


8. Ngebatik




Biasanya pelaku mencoret - coret ringkasan materi ujian di tangannya. Cara seperti ini biasanya relatif cukup aman, karena jarang para guru memeriksa tangan para siswanya. Dan biasanya pelaku yang menggunakan cara seperti ini duduk dibangku depan.


Sampai kapankah budaya menyontek hilang ?

TIPS MC

Menjadi seorang Pembawa Acara/Master Of Ceremony/ Public Speaker, tidak cukup hanya dengan modal suara bagus. Namun ada banyak penunjang yang perlu juga diperhatikan serius. Di bawah ini saya coba akan memberikan Tips yang barangkali bisa membantu anda untuk belajar menjadi seorang Pembawa Acara.

Untuk menjadi seorang Pembawa Acara, selain modal suara yang enak didengar, harus juga memiliki kepribadian & intelektual. Artinya Pembawa Acara harus memiliki pengetahuan luas, kaya akan perbendaharaan kata (meminjam istilah yang trend dikalangan orang radio disebut Penyiar Radio adalah Seniman kata-kata).

Seorang pembawa acarapun seorang seniman kata-kata, memiliki kemampuan bahasa yang memadai, kepribadian yang excellent, artinya dia harus luwes, percaya diri, berjiwa besar, memiliki sense of humor, disiplin, memiliki sikap yang benar, memahami etika, berpenampilan bersih, wajar, sopan dan menarik.

Seorang Pembawa Acara akan menjadi pusat perhatian seperti layaknya artis yang tampil di panggung. Untuk itu tampil menarik & enak dilihat adalah suatu keharusan. Persiapan yang bisa dilakukan saat menjadi Pembawa Acara adalah :

1. Rileks…Pastikan kondisi tubuh & suara fit, segar dan normal
Atasi rasa gugup dengan menarik nafas panjang dan dalam, menggerakkan badan sedikit untuk sekedar melemaskan otot yang kaku, berdiri tegap lalu tersenyumlah
2. Know The Room (Kenalilah ruangan tempat anda akan menjadi Pembawa Acara)
3. Know The Audience (Kenali karakteristik tamu dan pandang mereka sebagai sahabat)
4. Know The Material (Kuasai bahan/ acara yang akan dibawakan)

5. Baca literature yang diperlukan untuk menunjang pengetahuan anda, karena semakin banyak yang anda ketahui tentang acara yang anda bawakan, pasti semakin Percaya Diri
6. Susun pointer untuk membantu mengingat apa yang akan diucapkan
7. Jangan terlalu sering mengucapkan kata (meminta) maaf pada audience

8. Jangan tinggalkan daftar acara atau rundown acara (meskipun sudah ada stage manager)

9. Pakaialah pakaian yang serasi/cocok dengan acara, jangan sampai saltum atau salah kostum. (Buatlah sedikit saja berbeda dengan tambahan assesories atau pernak-pernik jika harus memakai seragam yang sama dengan tamu atau panitia. Ingat Pembawa Acara adalah pusat perhatian)

10. Pakailah Make Up (meskipun anda laki-laki pakailah sedikit riasan wajah agar wajah tidak mengkilap atau berwarna gelap)

11. Lakukan gerakan tangan seperlunya saat sudah berada di atas pentas. Jangan sampai berlebihan apalagi untuk menutupi kegugupan. Karena gerakan tubuh yang berlebihan hanya akan mengacaukan penampilan anda

12. Jaga mulut & tenggorokan selalu basah, untuk itu siapkan air putih yang siap diminum jika dibutuhkan

13. Jangan makan & minum yang akan mengganggu organ tubuh anda, minimal satu jam sebelum tampil misalnya soda, makanan berlemak (yang bisa membuat mual), makanan pedas atau asam
14. Tampillah Percaya Diri dan Be Yourself

Teknik Vocal :
1. Intonasi (intonation) : Pakailan intonasi atau nada suara, irama bicara atau alunan nada dalam melafalkan kalimat
2. Aksentuasi (accentuation) atau logat. Lakukan stressing pada kalimat tertentu yang dianggap penting, Hindari logat kedaerahan yang medhok apabila menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing.

3. Kecepatan (speed) bicara. Jangan bicara terlalu cepat atau terlalu lambat
4. Artikulasi (articulation) Yaitu kejelasan pengucapan kalimat, pelafalan kata
5. Infleksi. Lagu kalimat, perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian setiap kata (redundancy). Inflesi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk menunjukkan akhir kalimat


Teknik Performa & Gesture

1. Lakukan Eye Contact : Pandangi audience ke seluruh ruangan, padang tepat ke mata mereka, (bila memungkinkan dekati bila ada yang tidak interest dengan anda)

2. Lakukan gerakan tangan/isyarat/sikap yang alami, spontan (tidak dibuat-buat), tidak sepotong-sepotong, tidak ragu, serasi dengan kalimat yang diucapkan, gunakan penekanan pada point penting, tapi jangan berlebihan. But The Most important Gesture : TO SMILE

3. Gerakan Tubuh ini meliputi ekspresi wajah, gerakan tangan, kaki, lengan, bahu, mulut atau bibir, gerakan hidung, kepala, badan
4. Jangan melakukan gerakan yang monoton misalnya meremas-remas jari, menepuk tangan, dll 5. Jangan lakukan gerakan yang tidak bermakna aatau tidak mendukung pembicaraan, misalnya memegang kerah baju, mengelus atau menyibak rambut, memainkan microphone, garuk-garuk kepala, dll
6. Makin besar jumlah audience, makin besar & lambat gerakan tubuh yang bisa kita lakukan, tapi kalau audience jumlahnya kecil lakukan gerakan tubuh ala kadarnya saja.

7. Ucapkan setiap kalimat dengan senyum sehingga suara yang dihasilkan adalah Smilling Voice
8. Jangan sekali-kali anda membuat joke tapi anda sendiri tertawa terpingkal-pingkal
9. Jika melempar Joke lakukan sedikit pause untuk memberi kesempatan audience tertawa.
10. Jika dalam opening anda mengucapkan salam, beri jeda beberapa detik untuk memberi kesempatan audience menjawab

Saran :
1. Sebaiknya seorang Pembawa Acara / MC memiliki kemampuan menyusun acara yang sesuai dengan aturan protokoler, sehingga MC bisa memberi masukan pada penyelenggara acara, dan tidak sekedar menuruti keinginan penyelenggara yang belum tentu tepat.
2. Pembawa Acara / MC harus bisa berfikir dan bertindak cepat serta punya planning-planning cadangan, jika terjadi trouble yang tidak dikehendaki saat acara berlangsung. Sehingga acara tidak tampak kacau atau audience merasa bosan.
Begitulah sedikit Tips dari penulis, berdasarkan literature (beberapa bagian diambil dari Semai Broadcast & Ninda Karisa), pengalaman serta pengamatan bagaimana menjadi seorang Public Speaker, Pembawa Acara atau Master Of Ceremony. Semoga berguna..

Tekhnik Falsetto

Teknik falsetto adalah teknik vocal dengan volume pelan (piano), adalah salah satu teknik yg cukup sulit dikuasai. Soalnya, saat kita melantunkan nada-nada falsetto tuh gak didukung ama tekanan udara, kayak kalo pake fullvoice, kayak Brandon Boyd vocalist Incubus yg bisa nggunain teknik ini dengan baik, dan bukan cuma teknik falsetto aja yang dia bisa, tapi hampir semua teknik pun dia kuasai.

Jadi, biasanya falsetto lebih mudah dinyanyikan di register headvoice (nada2 yg tinggi, buat suara cewe biasanya dari octave C, kalo suara cowo mulai dari B dibawah middle C).
nyanyi pake all 3 register pake tambahan, Minnie Riperton with pipevoice, yaitu suara yg tinggi banget (beberapa octave dari middle C) yg cuma bisa dijangkau ama penyanyi2 tertentu yg emang susunan anatomi ditenggorokannya sudah menunjang teknik itu.

Bedanya suara penyanyi seriosa dan penyanyi jazz/pop yg gak sekolah vocal,falsetto penyanyi seriosa terdengar lebih bulat walaupun mereka nyanyi pake nada tinggi ama piano (suara pelan) dan tone-nya jelas tanpa terdengar suara udara (cenderung lirih). beda lagi ama yang gak belajar vocal, biasanya lebih banyak kedenger suara udara daripada tone-nya sendiri, kayak pas nyanyi pake teknik falsetto. Semua itu terjadi karena koordinasi voicelips, muscles, tongue position, breathing, dan gak terlatih. Ini yg selalu kita denger dari penyanyi2 berbakat alami without vocaltraining backround.


Tapi, falsetto yg kita dengar dari penyanyi2 terkenal, umumnya di dunia pop, bisa digunakan untuk memberikan effect yg membuat lagu dinyanyikan lebih emosional. Cuman, terlalu sering nyanyi pake falsetto tapi belajar teknik vocal secara komprehensif, bisa ngerusak suara. Dan untuk nyembuhinnya perlu waktu ber-tahun2 dan orang itu gak boleh nyanyi dulu selama proses penyembuhan.

Pengaruh MUSYIK terhadap MOOD

Tadi malam, saya sempat dibuat dongkol bukan main oleh sikap seseorang. Namun ajaibnya, perasaan kesal tersebut akhirnya sirna (luntur) ketika saya mendengarkan beberapa lagu yang sedang diputar oleh sebuah radio swasta.

Pikiran dan emosi yang tadinya buruk akhirnya berubah drastis menjadi tenang dan damai. So, saya rasa memang tidak salah jika musik dianggap bisa mempengaruhi mood dan kondisi jiwa kita. Dalam kaitan dengan hal tersebut, saya ingin sedikit berbagi pendapat kepada anda.

Mengapa musik bisa memperbaiki mood yang sedang buruk?

Ketika mental dan emosi kita sedang dalam keadaan tidak seimbang (misalnya karena sedang kesal atau dongkol), dan kemudian kita mendengarkan musik yang tepat, maka yang terjadi adalah :

“energi atau frekuensi yang dihasilkan oleh musik tersebut masuk ke dalam medan energi diri kita sebagai pendengarnya. Lalu energi/frekuensi yang berasal dari musik tersebut berupaya menyelaraskan dan menyeimbangkan energi/frekuensi diri kita (yang sedang dalam kondisi tidak seimbang)”

Ketika keseimbangan atau keselarasan telah tercapai, maka kita pun cenderung akan merasa damai atau tenang kembali. Bahkan bisa berubah menjadi ceria.

Pernahkah anda mengalami hal tersebut?

Lalu, jenis musik apakah yang bisa memperbaiki mood yang sedang buruk?

Menurut saya bisa apa saja. Artinya tidak hanya satu jenis musik. Ketika sedang kesal dengan suatu keadaan, anda bisa menjadi tenang kembali usai menyimak hentakan musik rock/metal yang cadas atau keras. Apalagi jika sambil berteriak. Energi negatif yang berlebih pada diri anda bisa larut, keluar, atau diseimbangkan oleh energi musik keras tersebut.

Saya jadi teringat dengan pengalaman pribadi saya. Dulu ketika saya patah hati (cieee), wujud pelarian atas kekesalan saya ialah mendengarkan musik-musik keras. Dan anehnya, saya menjadi tenang kembali usai menyimak musik-musik cadas tersebut. Kekesalan saya sudah cukup terlampiaskan dengan mendengarkan musik rock/metal, tanpa saya harus merugikan orang lain.

jiwa musikKetika dalam kondisi kelelahan atau tegang, musik-musik ringan seperti klasik, pop, jazz, maupun slow rock bisa membuat pikiran dan tubuh saya menjadi rileks kembali.

Dalam kondisi tertentu, musik bahkan bisa membangkitkan semangat saya dalam mengarungi hidup ini. Saya yang sebelumnya terasa lemas atau kurang bergairah tiba-tiba bisa menjadi bersemangat kembali usai mendengarkan musik tertentu.

Kesimpulannya, musik memang bisa menyeimbangkan kondisi fisik, mental, dan psikis manusia.

Bagaimana menurut pengalaman anda? Senang sekali jika rekan-rekan sekalian mau berbagi soal pengaruh musik ini.

Jumat, 18 Maret 2011

Karakter Suara Gita kurang diterima?

gita gutawaSebagai seorang penyanyi di blantika musik tanah air, artis belia berparas imut yang melesat via hits Sempurna ini sebenarnya cukup punya ciri khas menurut saya. Dan itu menjadi modal yang sangat baik baginya untuk bisa diterima atau disukai oleh pasar musik.

Secara teknis bernyanyi, khususnya untuk nada-nada rendah, Gita Gutawa tergolong punya keunikan dalam hal cara ia melantunkan/melafalkan lirik-lirik lagu. Tepatnya dari sisi artikulasi dan aksentuasi. Coba saja anda simak cara bernyanyinya di bagian pendahuluan (part pertama) pada lagu Bukan Permainan, Aku Cinta Dia, Doo Be Doo, Dua Hati Menjadi Satu, dan Sempurna. Dari situ akan sangat jelas tercermin ciri khasnya dalam melantunkan lirik-lirik bernada rendah.

Lalu, bagaimana saat di nada-nada tinggi?

Nah, hal inilah yang menjadi titik lemah dan sekaligus (mungkin) menjadi kelebihannya pula. Saya pribadi menilainya sebagai kelemahan Gita Gutawa yang mesti diperbaikinya. Haruskah selalu mengandalkan teknik falsetto ketika bernyanyi pada nada-nada tinggi? Saya amati Gita masih terlalu sering dan bahkan selalu menggunakan teknik tersebut ketika harus berurusan dengan nada-nada tinggi. Memang, teknik falsetto sangat bermanfaat untuk menghemat energi ketika berupaya menjangkau hight-tone. Namun kalau terlalu sering digunakan, akan menjadi kurang enak didengar.

Sebenarnya tidak masalah sih kalau Gita menyanyikan lagu seriosa. Namun begita gutawarhubung lagu-lagunya bergenre pop, jadi agak aneh rasanya kalau terlalu mengumbar teknik falsetto. Terkesan ‘cari aman’ dan monoton (tidak ada dinamika) ketika ia melantunkan note-note tinggi. Vibrasinya juga masih lemah dan tipis. Itu sangat jelas saat ia melantunkan lagu Kembang Perawan dan Bukan Permainan.

Khusus untuk lagu Kembang Perawan, rasa-rasanya Gita Gutawa harus malu dan banyak belajar kepada Williana (runner up MamaMia 2008) yang jauh lebih bagus dalam menyanyikan lagu hitsnya tersebut. Dalam arti, untuk Lagu Kembang Perawan, teknik bernyanyi Williana jauh lebih baik daripada Gita Gutawa (dengan usia yang sama).

Tak percaya dan penasaran sebagus apakah Williana membawakan lagu Kembang Perawan? Silakan kunjungi link berikut ini, yaitu:
http://www.indosiar.com/videofiesta/747/williana---mama-ratna-konser-6-besar---1
(yang berisi video performa live Williana saat tampil menyanyikan lagu Kembang Perawan pada konser 6 besar MamaMia Show 2008).

Namun untuk lagu-lagu pada album terbarunya, saya amati Gita sudah mulai memperbaiki teknik bernyanyinya. Teknik vokalnya sudah semakin matang dan tidak begitu kaku. Dengar saja lagu Sempurna (yang sempat membuat saya merinding). Dengar pula lagu Doo Be Doo, Aku Cinta Dia, dan Dua Hati Menjadi Satu (yang kesemuanya bernuansa ceria).

Dari kesemua lagunya, yang paling saya sukai ialah lagu berjudul Doo Be Doo. Aransemen musiknya sangat asyik dan mampu membawa keceriaan bagi saya. Menyusul lagu Dua hati Menjadi Satu.
gita gutawa
Terlepas dari masalah teknik falsetto yang masih over, Gita Gutawa telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan musik Indonesia. Gadis belia berusia 14 tahun ini ternyata cukup diperhitungkan pula oleh para insan musik tanah air. Itu terbukti lewat 4 buah penghargaan yang diperoleh via 2 ajang bergengsi, yaitu AMI AWARD 2008 (sebagai Penyanyi Pendatang Baru Terbaik dan Album Terbaik) dan pada SCTV MUSIC AWARDS 2008 (sebagai Penyanyi Pop Solo Terfavorit dan Album Solo Terfavorit).

Tak hanya itu, tahun lalu (2007) ia juga dinobatkan sebagai Penyanyi Paling Ngetop versi SCTV AWARDS dan juga sebagai “Artis Baru Wanita Terbaik” dalam ajang Anugerah Planet Musik. Masih ada sederet lagi penghargaan lain yang pernah diterima olehnya. Kalau saya sebutkan satu per satu, bisa panjang jadinya ^_^

Dengan warna dan materi suara soprannya yang khas, Gita cukup bisa eksis saya rasa, walau masih perlu pembuktian lebih lanjut ke depannya. Dengan catatan, harus mengurangi teknik falsetto dan lebih banyak lagi berlatih teknik vibrasi yang baik. Sebab teknik vibrasinya cenderung masih lemah, monoton, dan mirip penyanyi seriosa.

Dan satu lagi, Gita sebaiknya lebih memfokuskan diri untuk menyanyikan lagu-lagu bernuansa ceria. Mengapa? Karakter suaranya terasa lebih cocok untuk lagu-lagu tersebut (seperti pada lagu Doo Be Doo dan Dua hati Menjadi Satu).

Kamis, 17 Maret 2011

Kelayakan ROSSA menyandang gelar DIVA

rossa
Mojang priangan berwajah senyum dan berpipi tembem ini saya kira sudah sangat layak menyandang predikat sebagai salah satu Diva Musik Pop Indonesia (sejajar dengan Ruth Sahanaya, Krisdayanti, Titi DJ, maupun Agnes Monica).

Dari beberapa indikator atau parameter penilaian, Rossa sudah memenuhinya. Tentu saja indikator/parameter tersebut bisa berbeda-beda antara satu pengamat dengan pengamat musik lainnya. Saya pribadi selaku pemerhati musik tanah air punya ukuran tersendiri dalam menilai layak tidaknya seorang penyanyi solo wanita dinobatkan sebagai diva.

Di antara ukuran/kriteria saya tersebut yaitu :

>> Kurun waktu berkiprah di dunia musik.

Tidak banyak penyanyi solo yang mampu bertahan dalam kurun waktu minimal 10 tahun di dunia industri rekaman dan dunia musik panggung. Terlebih yang cuma mengandalkan tampang, penampilan seronok, aji mumpung, atau bahkan suara pas-pasan (baik dari segi teknis maupun karakter).

Bagaimana dengan Rossa? Saya pribadi sudah mulai mengenal dan mulai menyukai suaranya semenjak belasan tahun yang lalu (kira-kira tahun 94-95 gitu deh). Saat itu lagu “Nada-Nada Cinta” yang dinyanyikannya begitu booming dan banyak disukai, termasuk oleh saya. Liriknya begitu syahdu nan romantis. Komposisi nada dan iramanya pun begitu indah. Apalagi dilantunkan dengan sangat merdu pula oleh Rossa lewat suara lembutnya. Duh, saya sempat merinding loh dibuatnya ^_^

Jadi, jika dihitung-hitung, kiprah Rossa di dunia musik tanah air sudah melebihi 10 tahun lamanya. Apa artinya? Itu menandakan bahwa Rossa punya kualitas. Jarang lho ada penyanyi solo yang bisa survive dan eksis sampai melebihi 1o tahun. Bisa dihitung dengan jari deh kalau di Indonesia.

>> Banyak menelurkan hits yang disukai oleh masyarakat.

Coba hitung sendiri, ada berapa lagu Rossa yang pernah booming dan merajai berbagai chart. Mulai dari Nada-Nada Cinta, Tegar, Kini, Perawan Cinta, Sakura, Malam Pertama, Pudar, Atas Nama Cinta, Hati Yang Terpilih, Kembali, Wanita Pilihan, Aku Bukan Untukmu, Ayat-Ayat Cinta, Takdir Cinta, dan yang terbaru yaitu Terlalu Cinta.

Untuk poin ini, ada beberapa musisi ternama yang sangat berjasa dalam melejitkan Rossa, terutama lewat kekuatan lagu-lagu ciptaannya. Mereka adalah Yongky Suwarno (pencipta hits Nada-Nada Cinta), Fariz RM (pencipta Sakura), Melly Goeslaw (pencipta hits Tegar, Perawan Cinta, Atas Nama Cinta, Ayat-Ayat Cinta, dan Takdir Cinta), serta Yovie Widianto (pencipta hits Kini dan Terlalu Cinta).

>> Memiliki teknik vokal yang mumpuni dan sekaligus punya karakter suara yang khas.

Dua hal tersebut dimiliki oleh Rossa. Secara teknis, kualitas vokal Rossa tergolong bagus menurut saya. Sangat pas untuk tipikal jalur musik pop. Begitu pula warna dan karakter suaranya. Tidak mudah meniru cara bernyanyi Rossa. Jika anda penggemar lagu-lagu Rossa, anda pasti tahu keunikan cara bernyanyinya. Selain itu, Rossa juga mampu memberikan feel (ruh) pada setiap lagu yang dilantunkannya. Entah itu yang bernuansa ceria, romantis, maupun sendu.

>> Sudah pernah menggelar konser tunggal.

Nah, ini dia kriteria tersulit yang belum banyak dimiliki oleh para penyanyi solo wanita Indonesia. Coba anda sebutkan nama-nama penyanyi cewek yang sudah pernah menggelar konser tunggal. Setahu saya baru Ruth Sahanaya, Vina Panduwinata, KD, Agnes Monica, dan yang baru-baru ini yaitu Rossa!

Alhamdulillah, saya berkesempatan menyaksikan Konser Tunggal Rossa yang bertitel PERSEMBAHAN CINTA beberapa hari yang lalu di layar SCTV (Jumat 28 Nov 2008, pukul 23.30 Wib hingga selesai). Dengan konsep panggung minimalis tapi megah, Rossa tampil layaknya seorang Diva. Salut!

Kalau seorang penyanyi solo sudah sanggup menggelar konser tunggal, itu pasti karena kualitas dan eksistensinya di dunia musik selama ini. Dan Rossa punya itu!

So, siapa lagi ya yang layak disebut sebagai Diva musik pop Indonesia? Atau siapa saja calonnya? Gita Gutawa? Sepertinya kurang layak. Sherina? Masih jauh deh. Melly Goeslaw? Rasanya lebih pas disebut sebagai hits maker deh. Audy? Suka timbul tenggelam dan tidak konsisten, padahal sebenarnya layak dan punya potensi bagus. Bunga Citra Lestari? Suaranya pas-pasan dan terkesan aji mumpung.

Anda punya calon atau nominasi tersendiri?

antara ROSSA & AGNES MONIKA

Beberapa saat yg lalu,, saya pembaca perbandingan antara dua penyanyi. yaitu Agnes dan Gita Gutawa.
Menurut saya, hal tersebut merupakan suatu kesalahan besar. karena dibanding Agnes, Gita Gutawa masih terpaut jauh dibawahnya.
Jika mereka mw mebandingkan,, mereka haruslah melihat bibit+bobotnya dahulu.. Jika saya boleh berpendapat Rossa lah yang pantas disejajarkan dengan Agnes. Mereka berdua layak masuk jajaran penyanyi solo tersukses Indonesia. Tak hanya populer, mereka juga punya kualitas. Dalam arti, mereka memang benar-benar ‘bisa nyanyi’ (bukan sekedar jual sensasi). Apalagi aji mumpung. Nggak banget deh

Nah, pada ulasan kali ini saya coba menilai perbandingan antara keduanya (Rossa dan Agnes Monica). Tak lebih sebagai wujud apresiasi dan kecintaan saya terhadap dunia musik tanah air, khususnya jalur pop.

rossa>>> Rossa

Teknik vokal : bisa dibilang sangat berkualitas. Buktinya, mayoritas lagu-lagu hits yang dinyanyikannya adalah lagu-lagu dengan tingkat kesulitan cukup tinggi. Tidak sembarangan penyanyi bisa membawakan dengan sangat baik lagu-lagu seperti : Nada-Nada Cinta, Tegar, Kini, Terlalu Cinta, Ayat-Ayat Cinta, Hati yang Kau Sakiti, atau Terlanjur Cinta (feat Pasha Ungu). Semua lagu tersebut memerlukan teknik vokal yang prima, pengaturan dinamika yang baik, dan pemberian feel yang dalam. Dan Rossa mampu melakukannya dengan sangat baik. Salut! tepuktangan

Performa live : suara Rossa saat tampil menyanyi secara live sama persis dengan suaranya di kaset (saat rekaman). Artinya, ia memang benar-benar tidak mengandalkan sound-effect demi ‘membaguskan’ suaranya saat rekaman. Tidak seperti beberapa penyanyi solo dan vokalis band yang saat di kaset terdengar begitu merdu, namun ketika tampil secara live malah kurang bagus suaranya (jauh dari suara di kaset). Dan Rossa tidak seperti itu. Suaranya benar-benar natural saat rekaman.
rossa
Selain itu, Rossa juga selalu terlihat total saat tampil secara live. Ia selalu berusaha mempersembahkan kemampuan terbaiknya, walaupun lagu yang diminta untuk dinyanyikan sudah terlalu sering dibawakan. Tak seperti beberapa penyanyi solo lain yang ketika membawakan lagu hitsnya suka terlihat jenuh dan bahkan malah terasa agak terpaksa (kurang sepenuh hati).

Kelebihan lain dari performa live Rossa ialah pada kemampuannya dalam menjalin kontak dengan audiens. Ia selalu berusaha untuk tersenyum kepada para penonton dan juga pemirsa di rumah (ketika diliput oleh kamera tv). Buat saya itu cukup penting agar sang penyanyi tidak terlalu asyik dengan dirinya sendiri saat bernyanyi. Bagaimana pun juga, kontak dengan penonton itu penting. Dan salah satu cara terampuhnya yaitu dengan menebar senyum di sela-sela nyanyian (sambil melakukan eye-contact).

Selengkapnya pendapat saya mengenai Rossa bisa anda baca pada artikel
Kelayakan ROSSA menyandang gelar DIVA

agnes monica>>> Agnes Monica

Teknik vokal : bisa pula dibilang sangat berkualitas. Orang boleh saja kurang menyukai penyanyi bertubuh langsing ini. Namun buat saya pribadi, teknik vokal yang dimiliki Agnes Monica tergolong sangat baik. Kalau kurang bagus, buat apa beberapa pencipta lagu ternama (seperti Melly Goeslaw, Ahmad Dhani, dan Dewiq) mempercayakan banyak lagu dengan tingkat kesulitan tinggi untuk dinyanyikannya?

Contohnya lagu-lagu seperti : Seputih Hati, Jera, Cinta Mati (feat Ahmad Dhani), Bilang Saja, Ku Tlah Jatuh Cinta, Tak Ada Logika, Bukan Milikmu Lagi, Cinta di Ujung Jalan, Tanpa Kekasihku, I’ll light a Candle (feat Keith Martin), Hanya Cinta yang Bisa (feat Titi DJ), Dan Takkan Mungkin, Matahariku, hingga hits terbarunya yang saat ini cukup populer, yaitu lagu berjudul Teruskanlah (ciptaan Dewiq).

Semua lagu tersebut memerlukan teknik vokal yang sempurna, pengaturan dinamika yang pas, dan penjiwaan yang mendalam. Dan Agnes mampu melakukannya dengan sangat total. Tidak sembarangan penyanyi solo yang bisa membawakan lagu-lagu di atas dengan sukses atau sebaik Agnes.

agnes monica
Dan sebagai bukti pengakuan terhadap kualitas vokalnya adalah berbagai award atau penghargaan dari berbagai ajang (seperti SCTV Music Awards, AMI Awards, Panasonic Awards, dan Dahsyatnya Awards). Dari semua ajang tersebut, rata-rata Agnes meraih predikat sebagai Penyanyi Solo Terbaik, Terfavorit, Paling Ngetop, dan Terdahsyat. Ya, bisa dibilang kalau Agnes adalah langganan juara di ajang-ajang musik bergengsi. Woow... tepuktangan

Layakkah? Saya kira memang cukup layak, walaupun pada ajang tertentu sebenarnya ada penyanyi lain yang lebih layak karena lebih populer dan lebih berprestasi pada saat ajang itu digelar.
agnes monica
Performa live : dari sisi aksi panggung, Agnes identik dengan iringan penari latar dan koreografi ala Britney Spears yang memukau. Banyak yang menyukai dan memuji aksinya itu. Banyak pula yang mencaci dan tidak suka. Saya ambil jalan tengah saja. Berhubung banyak lagu Agnes yang beraliran pop R&B (yang berirama dance), maka koreografi dan penari latar pun pada akhirnya diperlukan. Terkecuali pada lagu-lagu yang bernuansa pop murni. Jadi saya rasa, tidak ada yang perlu dipersoalkan pada aksi panggung Agnes yang identik dengan koreografi.

Kalau ada yang bilang penampilan live-nya cuma lip-sing, sah-sah saja. Pada sebagian aksinya, suara Agnes memang terkesan sudah disetting (suara kaset), dimana ia cuma fokus pada koreografi dan sekedar menggerak-gerakkan mulut (bernyanyi sekedarnya sesuai suaranya di kaset yang sedang diputar).

agnes monicaYang saya kritik adalah, Agnes terlalu sering terlihat asyik sendiri dengan dirinya saat bernyanyi secara live. Ia kurang punya kemampuan untuk menjalin kontak dengan para penonton dan pemirsa di rumah. Bahkan jarang sekali tersenyum (tak jauh beda dengan aksi-aksi live Dewi Persik). Itulah kekurangan performa live Agnes Monica dibandingkan dengan Rossa yang terlihat lebih piawai menjalin komunikasi dengan para penonton.

Toh menurut saya, sekali-sekali menebar senyuman itu cukup penting (walaupun lagu yang dinyanyikan bukan tergolong lagu ceria). Termasuk menjalin kontak mata dengan penonton dan juga pemirsa di rumah (lewat menatap kamera). Semoga ke depannya Agnes bisa memperbaiki hal itu.

>>> Kesimpulan akhir :

Antara Rossa dan Agnes Monica sebenarnya punya beberapa persamaan. Di antaranya :

  • Lagu-lagu mereka banyak menjadi hits (meledak di pasaran musik).
  • Lagu-lagu mereka banyak menjadi theme song atau soundtrack sinetron di televisi.
  • Lagu-lagu mereka sering sekali dibawakan di beberapa kontes menyanyi (seperti AFI, Indonesian Idol, dan MamaMia Show).
  • Sama-sama punya kemampuan yang baik untuk menyanyikan semua jenis tempo lagu (mulai dari yang bertempo lamban hingga bertempo sangat cepat). Lagu slow dan up-beat sama-sama 'dimakan' oleh keduanya
  • Sama-sama sering masuk nominasi pada berbagai ajang penghargaan bergengsi.
  • Sama-sama banyak dibesarkan oleh seorang pencipta lagu ternama, yaitu Melly Goeslaw.
  • Sama-sama punya banyak hits yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi untuk dinyanyikan.
  • Sama-sama mampu bertahan (bisa survive) dalam jangka waktu yang cukup panjang dan tetap mampu pula mempertahankan kualitas vokalnya.
  • Sama-sama punya karakter suara yang sangat khas.
  • Sama-sama pernah menggelar konser tunggal.

***

Nah, saya udah habis-habisan mengulas keduanya. Bagaimana menurut anda sendiri? Lebih dahsyat mana antara Rossa dan Agnes Monica? Anda lebih suka siapa? Silakan isi komentar anda pada kolom komentar di bawah ini.

Minggu, 13 Maret 2011

Kesultanan Samudra Pasai

1. Sejarah

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.



Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai tahun 1346 M. ia juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina. Memang, sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas dengan kerajaan luar

Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.

2. Silsilah

1. Sultan Malik al-Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Ahmad Laidkudzahi
4. Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1405 M)
5. Sultan Shalahuddin (1405-1412 M)
6. ...................................

3. Periode Pemerintahan

Rentang masa kekuasan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, dari abad ke-13 hingga 16 M.

4. Wilayah Kekuasaan

Wilayah kekuasaan Pasai mencakup wilayah Aceh ketika itu.

5. Struktur Pemerintahan
(Dalam proses pengumpulkan data).

6. Kehidupan Sosial-Budaya

Telah disebutkan di muka bahwa, Pasai merupakan kerajaan besar, pusat perdagangan dan perkembangan agama Islam. Sebagai kerajaan besar, di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.

Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. Informasi di atas menceritakan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudera Pasai dalam posisinya sebagai pusat tamadun Islam di Asia Tenggara pada masa itu.

Sumber :http://melayuonline.com

Sejarah Kebudayaan Islam

JEJAK KEGEMILANGAN UMAT ISLAM DALAM PENTAS SEJARAH DUNIA 
 
Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekira 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah Saw di Madienah (622-632M); Masa Daulat Khulafaur Rasyidin (632-661M); Masa Daulat Umayyah (661-750M) dan Masa Daulat Abbasiyah (750-1258 M) sampai tumbangnya Kekhilafahan Turki Utsmani pada tanggal 28 Rajab tahun 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M, dimana masa-masa kejayaan dan puncak keemasannya banyak melahirkan banyak ilmuwan muslim berkaliber internasional yang telah menorehkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun, dimulai dari abad 6 M sampai dengan abad 12 M. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat Islam.

Pada saat berjayanya peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari pemahaman (tafaqquh) terhadap al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang kemudian dipahami, ditafsirkan dan dikembangkan oleh para sahabat, tabiin, tabi' tabiin dan para ulama yang datang kemudian dengan merujuk pada Sunnah Nabi Muhammad saw.

ERA RASULULLOH SAW (622-632M) DAN PERIODE DAULAT KHULAFAUR RASYIDIN (632-661 M)

Kesuksesan Rasulullah Muhammad Saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam sejarah dicapai dalam kurun waktu 23 tahun, 13 tahun langkah persiapan pada periode Makkah (Makiyyah) dan 10 tahun periode Madienah (Madaniyah). Periode 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi, dimana beliau Saw telah berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir.

Seorang ahli pikir Perancis bernama Dr. Gustave Le Bone mengatakan:
“Dalam satu abad atau 3 keturunan, tidak ada bangsa-bangsa manusia dapat mengadakan perubahan yang berarti. Bangsa Perancis memerlukan 30 keturunan atau 1000 tahun baru dapat mengadakan suatu masyarakat yang bercelup Perancis. Hal ini terdapat pada seluruh bangsa dan umat, tak terkecuali selain dari umat Islam, sebab Muhammad El-Rasul sudah dapat mengadakan suatu masyarakat baru dalam tempo satu keturunan (23 tahun) yang tidak dapat ditiru atau diperbuat oleh orang lain”.

Masa kerasulan Muhammad Saw pada akhir periode Madienah merupakan puncak (kulminasi) peradaban Islam, karena disitulah sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah ayat 3).

Generasi masa itu merupakan generasi terbaik sebagaimana firman Alloh Swt:“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh”. (QS. Ali Imran ayat 110).

PERIODE DAULAT UMAYYAH (661-750M) 
Masa Kedaulatan Umayyah berlangsung selama lebih kurang 90 tahun. Beberapa orang Khalifah besar Bani Umayyah ini adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685- 705 M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul Aziz (717- 720 M) dan Hasyim bin Abdul Malik (724- 743 M).

Awal berlangsungya periode Daulat Umayyah lebih memprioritaskan pada perluasan wilayah kekuasaan. Ekspansi wilayah yang sempat terhenti pada masa Khalifah Utsman dan Khalifah Ali dilanjutkan kembali oleh Daulat Umayyah. Pada zaman Muawiyah, Tunisia ditaklukkan. Di sebelah Timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abdul Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.

Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Al-Walid bin Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban, dimana umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun, tercatat bahwa pada tahun 711 M merupakan suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, benua Eropa. Setelah Al-Jazair dan Marokko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, panglima pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordova, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevi'e, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Piranee. Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Pada bidang pengembangan keilmuan, Daulat Umayyah mengawalinya dengan mengeluarkan sebuah kebijakan startegis. Adalah Khalifah Abdul Malik (685-705M) merupakan Khalifah pertama yang berhasil melakukan berbagi pembenahan administrasi pemerintahan dimana beliau memerintahkan penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan dan kenegaraan di seluruh wilayah Islam yang membentang dari Pegunungan Thian Shan di sebelah Timur sampai Pegunungan Pyrenees di Sebelah Barat termasuk dalam berbagai administrasi kenegaraan lainnya yang pada perkembangan selanjutnya Bahasa Arab menjadi bahasa umum sebagai bahasa pengantar dunia (lingua franca), juga menjadi bahasa diplomatik antar Bangsa diantara Barat dan Timur bahkan berkembang menjadi bahasa ilmiah sampai kepada zaman renaissance, hingga Roger Bacon (1214-1294 M) dari Oxford ahli pikir Inggeris terbesar itu, menurut Ecyclopedia Britanica, 1951, volume II, halaman 191-197, mendorong sedemikian rupa untuk mempelajari Bahasa Arab guna memperoleh pengetahuan yang sangat murni, yang menyatakan bahwa: “Roger Bacon, placing Averroes beside Aristole and Avicenna, recomends the study of Arabic as the only way of getting the knowledge which bad versions obscured”, yakni “menganjurkan mempelajari Bahasa Arab sebagai jalan satu-satunya bagi memperoleh ilmu yang telah dikaburkan oleh versi-versi yang jelek” sebelumnya.

Kemajuan tradisi intelektual dan ilmu pengetahuan pada zaman Daulat Umayyah di Andalusia dirasakan oleh masyarakat Eropa. Oliver Leaman menggambarkan kondisi kehidupan intelektual di sana sebagai berikut:

“….pada masa peradaban agung [wujud] di Andalus, siapapun di Eropa yang ingin mengetahui sesuatu yang ilmiyah ia harus pergi ke Andalus. Di waktu itu banyak sekali problem dalam literatur Latin yang masih belum terselesaikan, dan jika seseorang pergi ke Andalus maka sekembalinya dari sana ia tiba-tiba mampu menyelesaikan masalah-masalah itu. Jadi Islam di Spanyol mempunyai reputasi selama ratusan tahun dan menduduki puncak tertinggi dalam pengetahuan filsafat, sains, tehnik dan matematika. Ia mirip seperti posisi Amerika saat ini, dimana beberapa universitas penting berada”. 

Pada bidang lainnya, pembangunan yang dilakukan Muawiyah diantaranya mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Khalifah Abdul Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Keberhasilan Khalifah Abdul Malik diikuti oleh puteranya Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M) seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.

Pada lapangan perdagangan yakni pada saat peradaban Islam telah menguasai dunia perdagangan sejak permulaan Daulat Umayyah (661-750M), dimana pesisir lautan Hindia sampai ke Lembah Sind, sehingga terjalin kesatuan wilayah yang luas dari Timur sampai Barat yang berimplikasi terhadap lancarnya lalu-lintas dagang di dataran antara Tiongkok dengan dunia belahan Barat pegunungan Thian Shan melalui Jalan Sutera (Silk Road) yang terkenal itu, yang kemudian terbuka pula jalur perdagangan melalui Teluk Parsi, Teluk Aden yang menghubungkannya dengan kota-kota dagang di sepanjang pesisir Benua Eropa, menyebabkan “kebutuhan Eropa pada saat itu amat tergantung pada kegiatan dagang di dalam wilayah Islam”.

PERIODE DAULAT ABBASIYAH (132H/750M s.d. 656H/1258 M)
Masa Kedaulatan Abbasiyah berlangsung selama 508 tahun, sebuah rentang sejarah yang cukup lama dalam sebuah peradaban. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode: (1) Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama; (2) Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut pereode pengaruh Turki pertama; (3) Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua; (4) Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua; (5) Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Tidak seperti pada periode Umayyah, Periode pertama Daulat Abbasiyah lebih memprioritaskan pada penekanan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Fakta sejarah mencatat bahwa masa Kedaulatan Abbasiyah merupakan pencapaian cemerlang di dunia Islam pada bidang sains, teknologi dan filsafat. Pada saat itu dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh Kekhilafahan Islam.

Masa sepuluh Khalifah pertama dari Daulat Abbasiyah merupakan masa kejayaan (keemasan) peradaban Islam, dimana Baghdad mengalami kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat. Secara politis, para khalifah betul-betul merupakan tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.

Pada masa sepuluh Khalifah pertama itu, puncak pencapaian kemajuan peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (786-809 M). Harun Al-Rasyid adalah figur khalifah shaleh ahli ibadah; senang bershadaqah; sangat mencintai ilmu sekaligus mencintai para ‘ulama; senang dikritik serta sangat merindukan nasihat terutama dari para ‘ulama. Pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah gerakan penerjemahan berbagai buku Yunani dengan menggaji para penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lainnya yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, yang salah satu karya besarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah, sebagai pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.

Harun Al-Rasyid juga menggunakan kekayaan yang banyak untuk dimanfaatkan bagi keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat yang tak tertandingi.

Terjadinya perkembangan lembaga pendidikan pada masa Harun Al Rasyid mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan.

Pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama juga lahir para imam mazhab hukum yang empat hidup Imam Abu Hanifah (700-767 M); Imam Malik (713-795 M); Imam Syafi'i (767-820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M).

Pencapaian kemajuan dunia Islam pada bidang ilmu pengetahuan tersebut tidak terlepas dari adanya sikap terbuka dari pemerintahan Islam pada saat itu terhadap berbagai budaya dari bangsa-bangsa sebelumnya seperti Yunani, Persia, India dan yang lainnya. Gerakan penterjemahan yang dilakukan sejak Khalifah Al-Mansur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid berimplikasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, farmasi, biologi, fisika dan sejarah.

Menurut Demitri Gutas proses penterjemahan di zaman Abbasiyah didorong oleh motif sosial, politik dan intelektual. Ini berarti bahwa para pihak baik dari unsur masyarakat, elit penguasa, pengusaha dan cendekiawan terlibat dalam proses ini, sehingga dampaknya secara kultural sangat besar.

Gerakan penerjemahan pada zaman itu kemudian diikuti oleh suatu periode kreativitas besar, karena generasi baru para ilmuwan dan ahli pikir muslim yang terpelajar itu kemudian membangun dengan ilmu pengetahuan yang diperolehnya untuk mengkontribusikannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Menurut Marshall, proses pengislaman tradisi-tradisi itu telah berbuat lebih jauh dari sekadar mengintegrasikan dan memperbaiki, hal itu telah menghasilkan energi kreatif yang luar biasa. Menurutnya, periode kekhalifahan dalam sejarah Islam merupakan periode pengembangan di bidang ilmu, pengetahuan dan kebudayaan, dimana pada zaman itu telah melahirkan tokoh-tokoh besar di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Farabi. Berbagai pusat pendidikan tempat menuntut ilmu dengan perpustakaan-perpustakaan besar bermunculan di Cordova, Palermo, Nisyapur, Kairo, Baghdad, Damaskus, dan Bukhara, dimana pada saat yang sama telah mengungguli Eropa yang tenggelam dalam kegelapan selama berabad-abad. Kehidupan kebudayaan dan politik baik dari kalangan orang Islam maupun non-muslim pada zaman kekhilafahan dilakukan dalam kerangka Islam dan bahasa Arab, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan agama dan suku yang plural.

Pada saat itu umat Islam telah berhasil melakukan sebuah akselerasi, jauh meninggalkan peradaban yang ada pada saat itu. Hidupnya tradisi keilmuan, tradisi intelektual melalui gerakan penerjamahan yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan penyelidikan yang didukung oleh kuatnya elaborasi dan spirit pencarian, pengembangan ilmu pengetahuan yang berkembang secara pesat tersebut, mengakibatkan terjadinya lompatan kemajuan di berbagai bidang keilmuan yang telah melahirkan berbagai karya ilmiah yang luar biasa.
Menurut Oliver Leaman proses penterjemahan yang dilakukan ilmuwan muslim tidak hanya menterjemahkan karya-karya Yunani secara ansich, tetapi juga mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam. Proses asimilasi tersebut menurut Thomas Brown terjadi ketika peradaban Islam telah kokoh. Sains, filsafat dan kedoketeran Yunani diadapsi sehingga masuk kedalam lingkungan pandangan hidup Islam. Proses ini menggambarkan betapa tingginya tingkat kreativitas ilmuwan muslim sehingga dari proses tersebut telah melahirkan pemikiran baru yang berbeda sama sekali dari pemikiran Yunani dan bahkan boleh jadi asing bagi pemikiran Yunani.

Pada masa-masa permulaan perkembangan kekuasaan, Islam telah memberikan kontribusi kepada dunia berupa tiga jenis alat penting yaitu paper (kertas), compass (kompas) and gunpowder (mesiu). Penemuan alat cetak (movable types) di Tiongkok pada penghujung abad ke-8 M dan penemuan alat cetak serupa di Barat pada pertengahan abad 15 oleh Johann Gutenberg, menurut buku Historians’ History of the World, akan tidak ada arti dan gunanya jika Bangsa Arab tidak menemukan lebih dahulu cara-cara bagi pembuatan kertas.

Pencapaian prestasi yang gemilang sebagai implikasi dari gerakan terjemahan yang dilakukan pada zaman Daulat Abbasiah sangat jelas terlihat pada lahirnya para ilmuwan muslim yang mashur dan berkaliber internasional seperti : Al-Biruni (fisika, kedokteran); Jabir bin Hayyan (Geber) pada ilmu kimia; Al-Khawarizmi (Algorism) pada ilmu matematika; Al-Kindi (filsafat); Al-Farazi, Al-Fargani, Al-Bitruji (astronomi); Abu Ali Al-Hasan bin Haythami pada bidang teknik dan optik; Ibnu Sina (Avicenna) yang dikenal dengan Bapak Ilmu Kedokteran Modern; Ibnu Rusyd (Averroes) pada bidang filsafat; Ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi). Mereka telah meletakkan dasar pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Beberapa ilmuwan muslim lainnya pada masa Daulat Abbasiyah yang karyanya diakui dunia diantaranya:
• Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling masyhur adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina;
• Al-Battani (Al-Batenius), seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana
  terjemahan tertua dari karyanya masih ada di Vatikan;
• Al Ya’qubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya’qubi historiae;
• Al Buzjani (Abul Wafa). Ia mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri dan trigonometri).

Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa.

Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. Menurut George Barton, ketika dunia Barat sudah cukup masak untuk merasakan perlunya ilmu pengetahuan yang lebih dalam, perhatiannya pertama-tama tidak ditujukan kepada sumber-sumber Yunani, melainkan kepada sumber-sumber Arab.

Sebelum Islam datang, menurut Gustav Le Bon, Eropa berada dalam kondisi kegelapan, tak satupun bidang ilmu yang maju bahkan lebih percaya pada tahayul. Sebuah kisah menarik terjadi pada zaman Daulat Abbasiah saat kepemimpinan Harun Al-Rasyid, tatkala beliau mengirimkan jam sebagai hadiah pada Charlemagne seorang penguasa di Eropa. Penunjuk waktu yang setiap jamnya berbunyi itu oleh pihak Uskup dan para Rahib disangka bahwa di dalam jam itu ada jinnya sehingga mereka merasa ketakutan, karena dianggap sebagai benda sihir. Pada masa itu dan masa-masa berikutnya, baik di belahan Timur Kristen maupun di belahan Barat Kristen masih mempergunakan jam pasir sebagai penentuan waktu.

Bagaimana kondisi kegelapan Eropa pada zaman pertengahan (Abad 9 M) bukan hanya pada aspek mental-dimana cenderung bersifat takhayul, demikian pula halnya dalam aspek fisik material. Hal ini sebagaimana digambarkan oleh William Drapper:

“Pada zaman itu Ibu Kota pemerintahan Islam di Cordova merupakan kota paling beradab di Eropa, 113.000 buah rumah, 21 kota satelit, 70 perpustakaan dan toko-toko buku, masjid-masjid dan istana yang banyak. Cordova menjadi mashur di seluruh dunia, dimana jalan yang panjangnya bermil-mil dan telah dikeraskan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah di tepinya. Sementara kondisi di London 7 abad sesudah itu (yakni abad 15 M), satu lampu umumpun tidak ada. Di Paris berabad-abad sesudah zaman Cordova, orang yang melangkahi ambang pintunya pada saat hujan, melangkah sampai mata kakinya ke dalam lumpur”.

Menurut Philip K. Hitti, jarak peradaban antara kaum muslimin di bawah kepemimpinan Harun Al-Rasyid jauh melampaui peradaban yang ada pada orang-orang Kristen pimpinan Charlemagne.

Pertengahan abad 9 M peradaban Islam telah meliputi seluruh Spanyol. Masuknya Islam ke Spanyol yaitu setelah Abdur Rahman ad-Dakhil (756 M) berhasil membangun pemerintahan yang berpusat di Andalusia.

Melalui Spanyol, Sicilia dan Perancis Selatan yang berada langsung di bawah pemerintahan Islam, peradaban Islam memasuki Eropa. Bahasa Arab menjadi bahasa internasional yang digunakan berbagai suku bangsa di berbagai negeri di dunia. Baghdad di Timur dan Cordova di Barat, dua kota raksasa Islam menerangi dunia dengan cahaya gilang-gemilang. Sekitar tahun 830 M, Alfonsi-Raja Asturia telah mendatangkan dua sarjana Islam untuk mendidik ahli warisnya. Sekolah Tinggi Kedokteran yang didirikan di Perancis (di Montpellier) dibina oleh beberapa orang Mahaguru dari Andalusia. Keunggulan ilmiah kaum muslimin tersebar jauh memasuki Eropa dan menarik kaum intelektual dan bangsawan Barat ke negeri-negeri pusatnya. Diantara mereka terdapat Roger Bacon (Inggeris); Gerbert d’Aurillac yang kemudian menjadi Paus Perancis pertama dengan gelar Sylvester II, selama 3 tahun tinggal di Todelo mempelajari ilmu matematika, astronomi, kimia dan ilmu lainnya dari para sarjana Islam.

Tidaklah mengherankan, karena pada saat kekhilafahan Islam berkuasa saat itu Spanyol menjadi pusat pembelajaran (centre of learning) bagi masyarakat Eropa dengan adanya Universitas Cordova. Di Andalusia itulah mereka banyak menimba ilmu, dan dari negeri tersebut muncul nama-nama ‘ulama besar seperti Imam Asy-Syathibi pengarang kitab Al-Muwafaqat, sebuah kitab tentang Ushul Fiqh yang sangat berpengaruh; Ibnu Hazm Al-Andalusi pengarang kitab Al-Fashl fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, sebuah kitab tentang perbandingan sekte dan agama-agama dunia, dimana bukti tersebut telah mengilhami penulis-penulis Barat untuk melakukan hal yang sama.

Di Andalusia (Spanyol bagian Selatan), berbagai universitasnya pada saat itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa Katolik dari Perancis, Inggeris, Jerman dan Italia. Pada masa itu, para pemuda Kristen dari berbagai negara di Eropa dikirim berbondong-bondong ke sejumlah perguruan tinggi di Andalusia guna menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dari para ilmuwan muslim. Adalah Gerard dari Cremona; Campanus dari Navarra; Aberald dari Bath; Albert dan Daniel dari Morley yang telah menimba ilmu demikian banyak dari para ilmuwan muslim, untuk kemudian pulang dan menggunakannya secara efektif bagi penelitian dan pengembangan di masing-masing bangsanya. Dari sini kemudian sebuah revolusi pemikiran dan kebudayaan telah pecah dan menyebarluas ke seluruh masyarakat dan seluruh benua. Para pemuda Kristen yang sebelumnya telah banyak belajar dari para ilmuwan muslim, telah berhasil melakukan sebuah transformasi nilai-nilai yang unggul dari peradaban Islam yang kemudian diimplementasikan pada peradaban mereka (Barat) yang selanjutnya berimplikasi terhadap kemajuan diberbagai bidang ilmu pengetahuan.

Semaraknya pengembangan ilmu dan pengetahuan di dunia Islam diindikasikan dengan banyaknya perpustakaan tersebar di kota-kota dan negeri-negeri Islam yang jumlahnya sangat fantastis. Sejarah mencatat, perpustakaan di Cordova pada abad 10 Masehi mempunyai 600.000 jilid buku. Perpustakaan Darul Hikmah di Cairo mempunyai 2.000.000 jilid buku. Perpustakaan Al Hakim di Andalusia mempunyai berbagai buku dalam 40 kamar yang setiap kamarnya berisi 18.000 jilid buku. Perpustakaan Abudal Daulah di Shiros (Iran Selatan) buku-bukunya memenuhi 360 kamar. Sementara ratusan tahun sesudahnya (abad 15 M), menurut catatan Catholik Encyclopedia, perpustakaan Gereja Canterbury yang merupakan perpustakaan dunia Barat yang paling kaya saat jumlah bukunya tidak melebihi 1.800 jilid buku.

Sejarah juga mencatat bahwa Uskup Agung Raymond di Spanyol mendirikan Badan Penterjemah di Todelo yang ditujukan guna menterjemahkan sebagian besar karangan sarjana-sarjana Muslim tentang ilmu pasti, astronomi, kimia, kedokteran, filsafat, dll, dimana waktu yang dibutuhkan untuk menterjemahkannya yaitu lebih dari satu setengah abad (1135-1284 M).

Dari pusat-pusat peradaban Islam yang meliputi Baghdad, Damaskus, Cordova, Sevilla, Granada dan Istanbul, telah memancarkan sinar gemerlap yang menerangi seluruh penjuru dunia terlebih Cordova, Sevilla, Granada yang merupakan bagian dari kekuasaan Islam di Spanyol telah banyak memberikan kontribusi besar terhadap tumbuh dan berkembangnya peradaban modern di dunia Barat.

PERIODE SETELAH DAULAT ABBASIYAH SAMPAI TUMBANGNYA KEKHILAFAHAN TURKI UTSMANI 
Pada masa Khilafah Utsmani, para ahli sejarah sepakat bahwa zaman Khalifah Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) merupakan zaman kejayaan dan kebesaran yang pada masanya telah jauh meninggalkan negara-negara Eropa di bidang militer, sains dan politik.

Pasca berakhirnya keluasaan Daulat Abbasiyah, kepemimpinan Islam berlanjut dengan kepemimpinan Daulat Utsmaniyah. Daulat Utsmaniyah yang juga dikenal dengan sebutan Kesultanan atau Kekaisaran Turki Ottoman, didirikan oleh Bani Utsman, yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 s.d. 1923) dipimpin oleh 36 orang sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara kecil.

Kesultanan ini menjadi pusat interaksi antar Barat dan Timur selama enam abad. Pada puncak kekuasaannya, Kesultanan Utsmaniyah terbagi menjadi 29 propinsi dengan Konstantinopel (sekarang Istambul) sebagai ibukotanya. Pada abad ke-16 dan ke-17, Kesultanan Usmaniyah menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan lautnya yang kuat. Kekuatan Kesultanan Usmaniyah terkikis secara perlahan-lahan pada abad ke-19, sampai akhirnya benar-benar runtuh pada abad 20. Musuh-musuh Islam membutuhkan waktu selama satu abad untuk melepaskan ikatan ideologi Islam dari tubuh umat Islam, yang pada akhirnya tanggal 3 Maret 1924 M yang bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah, melalui Mustafa Kemal Attaturk yang merupakan agen Inggris dan anggota Freemasonry (sebuah organisasi Yahudi), membubarkan institusi Kekhilafahan Islam terakhir di Turki dan menggantikannya dengan Republik Turki. Maka, sejak saat itu ideologi Islam benar-benar terkubur ditandai dengan dihilangkannya institusi khilafah oleh majelis nasional Turki dan diusirnya Khalifah terakhir.

BEBERAPA CATATAN PENTING
Menyimak betapa besar kontribusi Islam terhadap lahirnya peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam. Dunia Barat sekarang sejatinya berterima kasih kepada umat Islam. Akan tetapi pada kenyataannya pihak Barat (non Muslim) telah sengaja menutup-nutupi peran besar atas jasa para pejuang dan ilmuwan muslim tersebut yang pada akhirnya terabaikan bahkan sampai terlupakan. Oleh karena itu, umat Islam perlu kembali menggelorakan semangat keilmuan para ilmuwan muslim atas sumbangsihnya yang amat besar bagi peradaban umat manusia di dunia dalam menyongsong kembali kejayaan Islam dan umatnya.

Kita dapat menyimak, bahwa puncak pencapaian penguasaan sains dan teknologi pada zaman kejayaan umat Islam masa lalu terkait erat dengan tegaknya sistem kekhilafahan, dimana adanya sistem komando yang terintegrasi secara global yang peranan secara politik sejalan dengan peranan agama. Kita juga mendapatkan gambaran dalam sejarah bahwa sosok para pemimpin terdahulu yang shaleh selain sebagai seorang negarawan yang handal dan mumpuni, juga sebagai seorang ‘ulama wara’ yang takut pada Rabb-nya, mencintai ilmu serta mencintai rakyatnya. Pada aspek ini kita bisa melihat adanya integrasi tiga pilar utama dalam pembentukan peradaban Islam yaitu agama, politik dan ilmu pengetahuan terpadu dalam satu kendali sistem kekhilafahan dibawah pimpinan seorang khalifah.

Keberlangsungan sistem kekhilafahan terutama sejak zaman Daulat Umayyah dan Daulat Abbasiyah walaupun bersifat khalifatul mulk (estapeta kepemimpinan didasarkan pada keturunan/dinasti) yang adakalanya dipimpin oleh orang shaleh dan sekali waktu dipimpin oleh orang zhalim dan durhaka, tetapi seburuk-buruk kondisi pada masa kehilafahan, masih jauh lebih baik daripada masa setelah tercerabutnya kehilafahan, karena pada masa kekhilafahan hukum Islam masih tegak dan ditaati oleh umat Islam, demikian juga adanya ketaatan terhadap berbagai fatwa para ‘ulama.

Segala hal yang baik dari para pendahulu umat Islam seyogiannya menjadi cerminan teladan bagi kita, sementara segala hal yang kurang baik, sejatinya dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga.

Awal meredupnya peradaban Islam yang terjadi sejak abad ke-8 hijriah (abad 13 M) hingga abad ke-14 hijriah (abad 20 M) yang telah mengakibatkan proses peralihan dari peradaban Islam ke keradaban Barat yang ditandai dengan masa pencerahan di dunia Barat serta terjadinya penjajahan, penaklukan dan aneksasi terhadap negeri-negeri muslim oleh armada perang dari negara-negara Barat lebih disebabkan oleh melemahnya legitimasi politik dunia Islam karena peran kekhilafahan cenderung bersifat simbol serta hanya sebatas seremonial saja hingga tumbangnya sistem kekhilafahan di dunia Islam. Dari situlah kemudian dimulainya hegemoni dunia Barat terhadap dunia Islam.

Jadi, sesungguhnya faktor utama kekalahan dan melemahnya peran umat Islam bukanlah terletak pada kuatnya pihak musuh-musuh Islam, tetapi lebih disebabkan oleh melemahnya kekuatan umat Islam yang diakibatkan oleh perbuatan kemaksiatan yang dilakukan. Kemaksiatan terbesar terutama berupa sikap menyekutukan Alloh Swt (musyrik) dalam beribadah serta tidak memperdulikan lagi atas berbagai aturan (syari’at) yang diperintahkan-Nya.

Perbuatan maksiat yang dilakukan oleh umat Islam itulah yang telah dikhawatirkan oleh Umar bin Kaththabr.a. saat beliau menjadi Khalifah, hal ini sebagaimana dapat kita simak dari pesan tertulis beliau yang pernah disampaikannya kepada Sa’ad bin Abi Waqash ketika akan menghadapi sebuah pertempuran. Pada surat itu ditulis pesan sebagai berikut:

“Umar bin Kaththab ra. telah menulis sepucuk surat kepada Sa’ad bin Abi Waqash r.a.: ‘Sesungguhnya kami memerintahkan kepadamu dan kepada seluruh pasukan yang kamu pimpin, agar taqwa dalam segala keadaan, karena taqwa kepada Alloh merupakan seutama-utamanya persiapan dan strategi paling kuat dalam menghadapi pertempuran. Aku perintahkan pula kepadamu dan pasukan yang kamu pimpin agar benar-benar menjaga diri dari berbuat maksiat. Karena maksiat yang engkau perbuat pada saat berjuang lebih aku khawatirkan daripada kekuatan musuh, sebab engkau akan ditolong Alloh jika musuh-musuh Alloh telah berbuat banyak maksiat, karena jika tidak demikian kamu tidak akan punya kekuatan sebab jumlah kita tidaklah sebanyak jumlah pasukan mereka, dimana persiapan mereka berbeda dengan persiapan yang kita lakukan. Jika kita sama-sama berbuat maksiat sebagaimana yang dilakukan oleh musuh-musuh kita, maka kekuatan musuh akan semakin hebat. Sangatlah berat kita akan dapat mengalahkan musuh kita jika hanya mengandalkan pada kekuatan yang kita miliki, kecuali dengan mengandalkan ketaqwaan kita kepada Alloh dan senantiasa menjaga diri dari berbuat maksiat...” (Lihat : Kitab Al ‘Aqdul Farid jilid I, hlm. 101; Kitab Nihayatul Arab jilid VI, hlm. 168; Kitab Ikhbarul Umar wa Ikhbaru Abdullah bin Umar jilid I, hlm. 241-242; Kitab Ikbasu min Ikhbarul Khulafa Ar-Rosyidin hlm 779, serta buku Jihad tulisan Dr. Mahfudz Azzam, hlm. 28).


SENARAI PUSTAKA :
1. Abu Khalil, Syauqi. Harun Al Rasyid, Pemimpin dan Raja yang Mulia. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.
2. Al-Sharqawi, Effat. Filsafat Kebudayaan Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1986.
3. Enan, M.A. Decisive Moments in the History of Islam (Detik-detik Menentukan dalam Sejarah Islam). Alih Bahasa oleh Mahyuddin Syaf, Surabaya: Bina Ilmu, 1979.
4. Gibbon, Edward. The Decline and The Fall of Roman Impire, Abridged and Illustrated London. United Kingdom: Bison Books Ltd. 1979.
5. Gutas, Dimitri. Greek Thought, Arabic Culture, The Graeco-Arabic Translation Movement in Baghdad and Early Abbasid Society (2nd-4th/8th-10 centuries). Routledge, London-New York, 1998.
6. Muttaqo Al Hindi. Kitab ‘Muntakhob Kanzu’l-Ummal, Jilid VI.
7. Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1985.
Leaman, Oliver. Scientif and Philosophical Enquiry: Achievement and Reaction in Muslim History dalam Farhad Daftary (ed), Intellectual Traditions in Islam, I.B Tauris, London-New York in Association with The Institute of Ismaili Studies, 2000.
8. Leaman, Oliver. An Introduction to Medieval Islamic Philosophy, Cambridge: University Press, Cambridge, 1985.
9. Muhammad Ash-Shalabi, Ali. Bangkit & Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.
10. Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya. Jilid I, cetakan kelima. Jakarta: UI Press, 1985.
11. Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
12. Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Umayyah. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
13. Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Abbasiah. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
14. Stryzewska, Bojena Gajane. Tarikh al-Daulat al-Islamiyah. Beirut: Al Maktab Al-Tijari, tanpa tahun.
15. Suyuthi, Imam. Tarikh Khulafa. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2006.
16. Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I. Jakarta: Pustaka Alhusna, 1987, cet. V.
17. Watt, W. Montgomery. Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta: Tiara Wicana Yogya, 1990.
18. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
19. Zarkasyi, Hamid Fahmy. Membangun Peradaban Islam. Makalah Workshop Pemikiran Ideologis, Forum Ukhuwwah Islamiyah, Daerah Istimewa Yogyakarta, 15 April 2007.
20. Zallum, Abdul Qadim. Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islamiyah, Telaah Politik Menjelang Runtuhnya Negara Islam. Bangil: Al-Izzah, 2001.